Sehari Satu Post

2007 atau 2008. Waktu itu ikut kuliah Pak Budi Rahardjo dosen ITB yang agak nyentrik dengan gaya khasnya mengajar. Saya selalu excited waktu mata kuliah Pak BR (sebutan beliau) ada di hari itu. Beliau basically jadi dosen favorit saya semester itu. Menurut saya beliau berjiwa entertainer dan punya freedom. Pemikirannya bagi saya waktu itu membuka cakrawala bagaimana berpikir. Seperti kuliah umum saja.

Tibalah saat itu tugas dari mata kuliah beliau. Saya ingat sekali saya disuruh berkelompok memikirkan berapa jarak bumi ke bulan. Lupa detil soalnya. Yang jelas kita diminta untuk menghitung bukan berdasarkan hitungan yang tertera di buku/google, melainkan dengan perhitungan nalar kita. Misal memanfaatkan fakta kecepatan cahaya, sudut mata, dll. Hasilnya gak penting tapi ide dan proses pemikiran yang timbul dari tugas itu sangatlah menarik.

Beliau sangat open terhadap banyak hal. Waktu itu beliau sudah merintis usaha musik digital. Saat itu mana ada yang namanya spotify, joox, ytmusic atau platform semacamnya yang dikenal masyarakat luas tapi beliau sudah masuk ke dunia itu sebelum dunia berkenalan dengan itu. Melihat ke belakang, ide-ide beliau brilian ya.

Judul post ini. Dan kenapa saya mulai menulis blog di wordpress ini karena beliau juga. Tugas menghitung jarak bumi ke bulan, yang tadi saya ceritakan, beliau minta kumpulkan sebagai post di blog. Bebas platformnya tapi beliau contohkan wordpress. Sebelum micro blogging tenar beliau sudah cerita tentang itu, sekarang semua orang coba entah itu twitter, plurk, tumblr, path. Walaupun beberapa mati di tengah jalan.

Balik lagi ke kebiasaan menulis, beliau cerita saat itu kalau orang Indonesia literasinya rendah. Membaca saja sudah jarang apalagi menulis. Beliau cerita katanya setiap hari beliau usahakan menulis setiap hari. Keren. Saya pikir mudah. Akhirnya saya coba untuk menulis/unggah konten setiap hari, minimal satu. Awalnya mudah, namun lama kelamaan keteteran juga karena tak ada bahan untuk dibahas. Saya pernah bertahan 3-4 bulan sampai akhirnya menyerah, bahkan di akhir periode saya masih rajin posting sehari sekali, saya kalau kepepet keluarin jurus mengunggah konten gambar saja 😀

Tapi kebiasaan menulis saya yang dipengaruhi kebiasaan Pak BR ini memberikan manfaat ke saya untuk terbiasa menggunakan struktur kalimat yang baku. Kehidupan sosial dengan teman mari kita akui saja tidak sejalan dengan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Bahasa gaul, slang, daerah bercampur padu. Dengan banyak menulis kita berlatih mengevaluasi cara kita berbahasa. Sesekali saya coba posting menggunakan bahasa Inggris seutuhnya sebagai sarana berlatih.

Akhir kata, Walaupun sulit ingin rasanya kembali mencoba kebiasaan menulis sehari sekali. Kalau dijaman sekarang mungkin kebiasaan menulig blog ini bisa dianggap lawas ya, karena media sosial berkembang, banyak konten kreator yang memilih jalur lain seperti blogging ataupun podcast, tapi saya yakin menulis dan membaca akan tetap menjadi gaya hidup bagi beberapa orang.

Mari menulis lagi.

Tinggalkan komentar